Kelompok LSM Pemuda Mandiri Peduli Rakyat Indonesia (PMPRI) Cabang Asahan melakukan aksi protes dengan mendatangi Kantor Cabang Dinas Pendidikan Sumatera Utara di wilayah Asahan, Tanjung Balai Batubara. Mereka menuntut untuk dipenuhi hak-hak pendidikan masyarakat setempat dan memperjuangkan keadilan bagi warga Indonesia.
Sebuah aksi protes dilakukan oleh massa yang datang dengan menggunakan tiga unit becak motor (betor) dan sepedamotor. Dengan membawa spanduk dan poster bertuliskan hujatan terhadap kinerja Kepala Cabdis Pendidikan Sumut, Abdul Kadir Simorangkir SPd, Msi, mereka menegaskan ketidakpuasan mereka atas pelayanan yang diberikan.
Kami tengah meminta kepada pejabat yang berwenang di Sumatera Utara, terutama Pj Gubernur dan Kadis Pendidikan, Asren Nasution, untuk segera menyingkirkan Kacabdis wilayah Asahan Tanjung Balai dan Batubara (Astara), Abdul Kadir Simorangkir dari posisinya saat ini. Sejak ia menjadi Kacabdis, dunia pendidikan di Asahan telah mengalami kemunduran yang signifikan dan kasus pungutan liar (Pungli) kepada siswa di sekolah semakin meningkat. Korlap Aksi, Doni Alfan, menyampaikan hal ini dalam orasinya.
Sejak Abdul Kadir Simorangkir menjabat sebagai Kacabdis, banyak Kepala Sekolah di Kabupaten Asahan yang melakukan pengutipan uang dari siswa. Uang tersebut digunakan untuk pembangunan kamar mandi/WC, membuat Panggung Kreasi, dan mendirikan Tribun. Ini semua sumbernya dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Namun ternyata, pengutipan ini masih terus dilakukan meskipun ada dana BOS. Alkarim Situmorang menyuarakan kekecewaannya atas hal ini, dan mengusulkan agar dana BOS dikembalikan ke negara jika tidak ada manfaatnya bagi siswa.
Setelah beberapa jam berdemonstrasi bergantian, para pendemo akhirnya dihadiri oleh Nur Hidayanah, Kasubag Umum Cabdis Pendidikan Sumut. Dalam pidatonya, ia tidak dapat memberikan jawaban untuk semua tuntutan mereka.
Kepala Cabang Distrik sedang sibuk dengan kegiatan, jadi tidak bisa menerima adik-adik. Saya juga tidak memiliki keputusan final tentang hal ini. Namun, saya akan menyampaikan semua aspirasi adik-adik kepada Kacabdis. Meskipun begitu, kami berharap untuk mendapatkan tanggapan yang memuaskan dari Beliau,” ujar Nur Hidayanah, meskipun pendemo merasa kecewa dan menyebabkan sedikit keributan.
“Jika Anda tidak dapat memberikan jawaban atau membuat keputusan, mengapa Anda datang ke kami? Di mana Kacabdis? Apakah dia sedang bersembunyi di kantor? Jika Anda tidak kompeten, jangan mengganggu kami. Seharusnya Kacabdis Pendidikan Abdul Kadir Situmorang yang datang ke kami,” tegas Alkarim Situmorang.
Setelah tidak ada keputusan yang diambil, demonstran dari PMPRI Asahan memutuskan untuk melanjutkan aksinya ke Kantor Kejaksaan Negeri Asahan, yang terletak di Jalan W. R Supratman Kisaran. Di sana, mereka melakukan orasi dan mendorong Kejaksaan untuk segera memeriksa dan menindak Kepala Cabang Dinas dan seluruh Kepala Sekolah yang terlibat dalam kasus ini.
Setelah berorasi untuk waktu yang lama, demonstran akhirnya diterima oleh Staf Intelijen Kejaksaan Negeri Asahan, Raymond Sibarani SH. Dia menyatakan kesiapannya untuk menerima semua aspirasi dari LSM PMPRI.
“Kami berada di Kejaksaan dan siap menerima semua laporan dari LSM PMPRI Asahan. Setiap laporan yang masuk akan segera kami proses. Jangan ragu untuk mengirimkan laporan, karena kami akan menindaklanjuti dengan serius,” tutur Raymond saat memungkasi.
Setelah mendapat jawaban yang memuaskan dari Kejaksaan, LSM PMPRI Asahan dibubarkan oleh massa mereka. Namun, mereka tetap mengancam akan melakukan aksi lanjutan di kantor Dinas Pendidikan Sumatera Utara di Medan.
+ There are no comments
Add yours