Pada pukul 10:30 Wib, puluhan anggota dari Lembag Swadaya Masyarakat Pemuda Mandiri Peduli Rakyat Indonesia (LSM PMPRI) Cabang Asahan menyerbu Kantor Cabang Dinas (Kacabdis) Pendidikan Sumut Wilayah Asahan di Jalan Meranti Kisaran.
Sebuah protes baru-baru ini terjadi di Sumatera Utara, dengan massa menggunakan tiga unit becak motor dan sepedamotor serta membawa spanduk dan poster dengan hujatan terhadap kinerja Kepala Cabdis Pendidikan Sumut, Abdul Kadir Simorangkir SPd, Msi.
Kami meminta kepada Pj Gubernur Sumatera Utara dan Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Asren Nasution, untuk segera mencopot Abdul Kadir Simorangkir dari jabatannya sebagai Kepala Cabang Dinas Pendidikan di wilayah Tanjung Balai dan Batubara (Astara). Sejak dia menjabat, dunia pendidikan di Asahan telah tercemar dan banyak kasus pungutan liar terjadi terhadap siswa di sekolah. Hal ini diungkapkan oleh Korlap Aksi, Doni Alfan, dalam orasinya.
Sejak Abdul Kadir Simorangkir menjadi pemimpin Kacabdis, beberapa kepala sekolah di Kabupaten Asahan telah melakukan pengutipan uang untuk berbagai pembangunan, seperti kamar mandi/WC, panggung kreasi, dan tribun. Sayangnya, semua uang ini dikutip dari siswa tanpa kejelasan penggunaannya. Meskipun ada Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), namun tetap saja kepala sekolah melakukan pengutipan pada siswa. Lebih baik jika dana BOS tersebut dikembalikan ke negara jika tidak memiliki fungsi yang jelas,” tegas Alkarim Situmorang dalam orasinya sebagai salah satu orator yang turut hadir.
Setelah beberapa jam melakukan orasi secara bergantian, para pendemo akhirnya berkesempatan bertemu dengan Kasubag Umum Cabdis Pendidikan Sumut, Nur Hidayanah. Namun, di dalam sambutannya, Nur Hidayanah tidak dapat memberikan jawaban atas semua tuntutan yang diajukan oleh para pendemo.
Pak Kacabdis tidak dapat menerima adik-adik karena sedang ada kegiatan yang harus dihadiri. Saya tidak memiliki kewenangan untuk membuat keputusan mengenai hal ini, namun saya akan menyampaikan semua aspirasi adik-adik pada beliau. Saya memahami rasa kekecewaan dari para pendemo dan akan mencoba menyelesaikan masalah ini secara damai.
“Kalau tidak mampu untuk memberikan jawaban dan keputusan, mengapa kakak datang menemui kami? Apa Kacabdis sedang bersembunyi di kantor? Jika tidak kompeten, janganlah mendatangi kami. Seharusnya Kacabdis Pendidikan Abdul Kadir Situmorang yang bertemu dengan kami,” ujar Alkarim Situmorang dengan tegas.
Setelah menemui kebuntuan dalam mencapai sebuah keputusan, para demonstran PMPRI Asahan memutuskan untuk melanjutkan aksi mereka ke Kantor Kejaksaan Negeri Asahan di Jalan W. R Supratman Kisaran. Para pengunjuk rasa kembali menyuarakan tuntutan kepada Kejaksaan untuk segera memeriksa dan menindak Kacabdis serta seluruh Kepsek yang terlibat dalam kasus ini.
Kami mendesak Kejaksaan Negeri Asahan untuk menginvestigasi tindakan korupsi yang diduga terjadi di berbagai sekolah akibat penyaluran dana BOS yang tidak tepat. Selain itu, kami meminta agar Kepala Disdik segera dipanggil untuk dimintai keterangan. Kami juga meminta agar Kepsek SMAN 2 Kisaran dan SMAN 1 Aek Kuasan Asahan dipanggil terkait tuduhan pungli dalam proyek pembangunan WC dan Tribun. Semua Kepsek di wilayah Asahan juga harus diperiksa oleh Kejaksaan karena adanya indikasi praktik jual beli atribut dan pakaian mahal pada siswa. “Kami menuntut keadilan!” seru Alkarim Situmorang dengan tegas.
Setelah berdemo untuk waktu yang cukup lama, akhirnya para peserta di terima oleh Staf Intelijen Kejaksaan Negeri Asahan, Raymond Sibarani SH. Dalam jawabannya, Raymond menyatakan kesiapannya untuk menerima dan memperhatikan aspirasi dari LSM PMPRI.
“Kami menerima laporan-laporan dari LSM PMPRI Asahan di Kejaksaan. Jangan ragu untuk mengirimkan laporan apapun, kami akan segera memprosesnya. Percayakan saja pada kami, dan kami akan menindaklanjuti semua laporannya,” kata Raymond saat akhir pertemuan.
Setelah menerima jawaban yang memuaskan dari Kejaksaan, massa LSM PMPRI Asahan membubarkan diri dan mengancam akan melakukan aksi lanjutan di Kantor Dinas Pendidikan Sumut Medan.
+ There are no comments
Add yours